Sabtu, 22 Februari 2014

Model Pembelajaran Experiental Learning


Proses pembelajaran harus bisa menciptakan suatu proses belajar yang dapat mengeksplorasi wawasan pengetahuan siswa dan dapat mengembangkan makna sehingga akan memberikan kesan yang mendalam terhadap apa yang telah dipelajarinya. Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran belajar melalui pengalaman atau biasa disebut experiential learning.
Model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa mengalami apa yang mereka pelajari. Melalui model  ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, juga tidak seperti teori behavior yang menghilangkan peran pengalaman subjektif dalam proses belajar. Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman.
Experiential learning adalah suatu proses dimana siswa mengkonstuksi atau menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman langsung. Prosedur pembelajaran dalam experiential learning terdiri dari 4 tahapan, yaitu.

1) Tahap pengamalan konkrit (Concrete Experience)
Merupakan tahap paling awal, yakni seseorang mengalami sesuatu peristiwa sebagaimana adanya (hanya merasakan, melihat, dan menceritakan kembali peristiwa itu).Dalam tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran tentang hakikat peristiwa tersebut, apa yang sesungguhnya terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.
2) Tahap Pengalaman Aktif dan Reflektif (Reflection Observation)
Pada tahap ini sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami, mencari jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan- pertanyaan bagaimana peristiwa terjadi, dan mengapa terjadi.
3) Tahap Konseptualisasi (Abstract Conseptualization)
Pada tahap ini seseorang sudah berupaya membuat sebuah abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang menjadi objek perhatian.
4) Tahap Eksperimentasi Aktif (Active Experimentation)
Pada tahap ini sudah ada upaya melakukan eksperimen secara aktif, dan mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata.
Pada dasarnya, tahap-tahap tersebut berlangsung diluar kesadaran orang yang belajar, (begitu saja terjadi).
Karakteristik belajar melalui pengalaman adalah sebagai berikut :
  1. Belajar lebih dipersepsikan sebagai proses, bukan sebagai hasil.
  2. Belajar adalah suatu proses yang berkesinambungan yang berpijak pada pengalaman.
  3. Proses belajar menuntut penyelesaian pertentangan antara modus-modus dasar untuk beradaptasi dengan lingkungan.
  4. Belajar merupakan proses adaptasi terhadap dunia luar secara utuh.
  5. Belajar merupakan transaksi antara individu dengan lingkungan.
  6. Belajar merupakan proses menciptakan ilmu pengetahuan.
Apabila metode Experiential Learning dilakukan dengan baik dan benar, maka ada beberapa keuntungan yang akan didapat, antara lain:
  1. meningkatkan semangat dan gairah pembelajar,
  2. membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif,
  3. memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,
  4. mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif,
  5. menolong pembelajar untuk dapat melihat dalam perspektif yang berbeda,
  6. memunculkan kesadaran akan kebutuhan untuk berubah, dan
  7. memperkuat kesadaran diri.
Sumber:






Tidak ada komentar:

Posting Komentar